Senin, 01 September 2014

Biodiesel

Biodiesel adalah bahan bakar motor diesel yang berupa ester alkil/alkil asam-asam lemak (biasanya ester metil) yang dibuat dari minyak nabati melalui proses trans atau esterifikasi. Istilah biodiesel identik dengan bahan bakar murni. Campuran biodiesel (BXX) adalah biodiesel sebanyak XX`% yang telah dicampur dengan solar sejumlah 1-XX % Bahan bakar mesin diesel yang berupa ester metil/etil asam-asam lemak dibuat dari minyak-lemak nabati dengan proses metanolisis/etanolisis dengan produk-ikutan: gliserin. Atau dari asam lemak (bebas) dengan proses esterifi-kasi dengan metanol/etanol. Produk-ikutan : air Proses ini kompatibel dengan solar berdaya lumas lebih baik, berkadar belerang hampir nihil,umumnya < 15 ppm. BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100 – XX) %-vol solar. Contoh: B5, B20, B100 sudah efektif memperbaiki kualitas emisi kendaraan diesel pada level B2
Keuntungan pemakaian biodiesel
  • Dihasilkan dari sumber daya energi terbarukan dan ketersediaan bahan bakunya terjamin
  • Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin)
  • Viskositas tinggi sehingga mempunyai sifat pelumasan yang lebih baik daripada solar sehingga memperpanjang umur pakai mesin
  • Dapat diproduksi secara lokal
  • Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
  • Menurunkan tingkat opasiti asap
  • Menurunkan emisi gas buang
  • Pencampuran biodiesel dengan petroleum diesel dapat meningkatkan biodegradibility petroleum diesel sampai 500 %
Standard Mutu biodiesel dikeluarkan dalam bentuk SNI No 04-7182-2006, melalui keputusan Badan Standarisasi Nasional (BSN) No 73/KEP/BSN/2/2006 tanggal 15 Maret 2006. Standard biodiesel sesuai SNI 04-7182-2006 dapat dilihat pada Table 2.5 dan Standard solar sebagai pembanding sesuai dengan SK Dirjen Migas No 3675K/24/DJM/2006 dapat dilihat pada Table 2.6.

Tabel 2.5 Spesifikasi Biodiesel Sesuai SNI 04-7182-2006
No
Parameter
Satuan
Nilai
1
Massa jenis pada 40oC
kg/m3
850-890
2
Viskositas kinematik pada 40oC
     mm2/s (cst)
2,3 - 60
3
Angka setan

Min 51
4
Titik nyala (mangkok tertutup)
oC
Min 100
5
Titik kabut
oC
Maks 18
6
Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50oC)

Maks No 3
7
Residu karbon :
Dalam contoh asli
Dalam 10% ampas distilasi
% massa

Maks 0,05
Maks 0,30
8
Air dan sedimen
% vol
Maks 0,5*
9
Temperatur distilasi 90 %
oC
Maks 360
10
Abu tersulfatkan
% massa
Maks 0,02
11
Belerang
ppm-m(mg/kg)
Maks 100
12
Fosfor
ppm-m(mg/kg)
Maks 10
13
Angka asam
mg-KOH/g
Maks 0,8
14
Gliserol bebas
% massa
Maks 0,02
15
Gliserol total
% massa
Maks 0,24
16
Kadar ester alkil
% massa
Maks 96,5
17
Angka iodium
% massa (g-12/100g)
Maks 115
18
Uji Helphen

Negatif
      Catatan : * dapat diuji terpisah dengan ketentuan kandungan sedimen maksimum 0,01% vol
                                                                                                                        
Tabel 2.6 Spesifikasi Solar Sesuai SK Dirjen Migas No 3675K/24/DJM/2006

No
Karakteristik
Unit
Super
Reguler
1
Massa jenis pada 40oC
kg/m3
820 - 860
815 - 870
2
Viskositas kinematik pada 40oC
mm2/s (cst)
2.0 – 4.5
2.0 – 5.0
3
Angka setan / indeks

≥ 51/48
≥ 48/45
4
Titik nyala (mangkok tertutup)
oC
≥ 55
≥ 60
5
Titik kabut
oC
≤ 18
≤ 18
6
Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50oC)

≤ kelas 1
≤ kelas 1
7
Residu karbon
% massa
≤ 0,30
≤ 30
8
Kandungan air
mg/kg
≤ 500
≤ 50
9
T distilasi 90 % / 95%
oC
≤ 340 / 360
< 370
10
Stabilitas oksidasi
g/m3
≤ 25
-
11
Sulfur
% m/m
≤ 0,05
≤ 0,35
12
Bilangan asam total
mg-KOH/g
≤ 0,3
≤ 0,6
13
Kandungan abu
% m/m
≤ 0,01
≤ 0,01
14
Kandungan sedimen
% m/m
≤ 0,01
≤ 0,01
15
Kandungan FAME
% m/m
≤ 10
≤ 10
16
Kandungan methanol dan etanol
%v/v
Tak terdeteksi
Tak terdeteksi
17
Partikulat
mg/l
≤ 10
-
*) SK Dirjen Migas No. 3675/24/DJM/2006 memperbolehkan penambahan bioetanol sampel dengan 10% (v/v)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar