Senin, 01 September 2014

Bahan Baku Biodiesel

Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat dipenuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan tergantung pada sumber daya utama yang banyak terdapat di suatu tempat / negara. Indonesia mempunyai banyak sumber daya bahan baku diesel. Sumber nabati potential bahan baku biodiesel di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Sumber Nabati Potential Sebagai Bahan Baku Biodiesel
Nama lokal
Nama Latin
Sumber minyak
Jarak Pagar
Jatropa Curcas
Inti Biji
Jarak Kaliki
Riccinus Communis
Biji
Kacang Suuk
Arachis Hypogea
Biji
Kapok/ randu
Ceiba Pantandra
Biji
Karet
Hevea Brasiliensis
Biji
Kecipir
Psophocarpus Tetrag
Biji
Kelapa
Cocos Nucifera
Inti Biji
Kelor
Moringan Oleifera
Biji
Kemiri
Aleurites Moluccana
Inti Biji
Kusambi
Sleichera Trijuga
Sabut
Nimba
Azadiruchta Indica
Inti Biji
Saga Utan
Adenanthera Pavonina
Inti Biji
Sawit
Elaeis Guineensis
Sabut dan Biji
Nyamplung
Callophyllum Lanceatum
Inti Biji
Randu Alas
Bombax Malabaricum
Biji
Sirsak
Annona Muricata
Inti Biji
Srikaya
Annona Squosa
Biji

            Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis) dapat menghasilkan dua jenis minyak yakni : minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil /CPO) yang diekstraksi dari mesokrap buah kelapa sawit dan minyak inti sawit (Palm Kernel Oil / PKO) diekstraksi dari biji atau inti kelapa sawit. CPO dapat diubah menjadi beberapa bentuk yaitu diantaranya RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), Stearin dan Olein. Stearin adalah fraksi CPO yang berwujud padat pada suhu kamar dan Oelin adalah fraksi CPO berwujud cair pada suhu kamar.
            Minyak kelapa sawit ini diperoleh dari mesokrap buah kelapa sawit melalui ekstraksi dan mengandung sedikit air serta serat halus yang berwarna kuning sampai merah dan berbentuk semi solid pada suhu ruang yang disebabkan oleh kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Dengan adanya air dan serat halus tersebut menyebabkan minyak kelapa sawit mentah (CPO) tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan pangan maupun non pangan.
            Minyak kelapa sawit atau CPO tersusun atas lemak dan minyak alam yang terdiri atas trigleserida, digleserida, dan monogleserida, asam lemak bebas, moisture, pengotor, dan komponen-komponen minor bukan minyak/lemak yang secara umum disusun oleh senyawa yang tidak dapat tersabunkan. Asam-asam lemak penyusun minyak / lemak terbagi atas asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) dan asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid/ UFA) yang terdiri atas mono-unsaturated fatty acid (MUFA) dan poly-unsaturated fatty acid(PUFA). Asam lemak jenud (saturated fat) tidak mengandung ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh (unsaturated fat) mengandung ikatan rangkap. Secara umum, asam lemak jenuh penyusun lemak berasal dari sumber hewani, dan asam lemak tak jenuh penyusun minyak berasal dari sumber nabati. Asam lemak yang paling dominan pada minyak kelapa sawit adalah asam palmitat (C16:0 asam lemak jenuh) dan asam oleat (C18:1 asam lemak tak jenuh). Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit atau CPO dapat dilihat pada Table 2.2.

Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Atau CPO
No
Asam Lemak
Persen Komposisi
Berat Molekul
Rumus Kimia
1
Asam Laurat
0,0 - 0,4
200,32388
C12H24O2
2
Asam Miristat
0,6 – 1,7
228,37806
C14H28O2
3
Asam Palmitat
41,1 – 47,0
256,43224
C16H32O2
4
Asam Stearat
3,7 – 5,6
284,48642
C18H36O2
5
Asam Oleat
38,2 – 43,6
282,47048
C18H34O2
6
Asam Linoleat
6,6 – 11,9
280,45454
C18H32O2
7
Asam Linolenat
0.0 – 0.6
280,45454
C18H30O2
Disamping komponen utama penyusun minyak kelapa sawit berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh (stearin dan olein), juga terdapat komponen minor yang terdapat pada minyak kelapa sawit dalam jumlah kecil. Minyak kelapa sawit mengandung sekitar 1 % komponen minor diantaranya : karoten, vitamin E (tokoferol dan tokotrienol), sterol, posfolipid, glikolipid, terpen dan hidrokarbon alifatik.
Tabel 2.3 Komponen Minor Dari Minyak Kelapa Sawit
No
Komponen
Kadar (ppm)
1
Karetenoid
500 – 700
2
Tokoperol dan Tokotrienol
600 – 1000
3
Sterol
326 – 527
4
Phospolipid
5 – 130
5
Triterpen Alkohol
40 – 80
6
Metil Sterol
40 – 80
7
Squalen
200 – 500
8
Alkohol Alifatik
100 – 200
9
Hidrokarbon Alifatik
50

Minyak sawit merupakan sumber karotenoid alami yang paling besar. Kadar karetenoid dalam minyak sawit yang belum dimurnikan berkisar 500 – 700 ppm dan lebih dari 80 % nya adalah α dan β-karoten. Bila tidak terdegradasi, beberapa jenis karotenoid diketahui mempunyai aktivitas pro-vitamin A. Dilihat dari besarnya aktivitas pro-vitamin A, kadar karotenoid minyak sawit mempunyai aktivitas 10 kali lebih besar dibandingkan dengan tomat. Selian itu studi epidemologi metakhir menentukan adanya hubungan antara konsumsi pangan kaya karotenoid dengan penurunan terjadinya kanker.
            Seiring cukup berperannya minyak kelapa sawit dalam perdagangan dunia, baik industry pangan maupun nonpangan, maka standard mutu dalam perdagangan minyak kelapa sawit perlu dipertimbangkan. Dalam hal ini minyak kelapa sawit harus benar-benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang 0,1 % dan kotoran lebih kecil dari 0,01 %, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang lebih 2 %), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah mungkin atau  bebas dari ion logam.
            Mutu minyak sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya, karena jika kadar asam lemak bebasnya tinggi maka akan timbul bau tengik disamping juga dapat merusak peralatan karena mengakibatkan timbulnya korosi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalam CPO antara lain adalah :
·         kadar air dalam CPO
·         enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam CPO tersebut
Warna minyak kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh kandungan karoten dalam minyak tersebut. Oleh karena itu para produsen berusaha untuk menghilangkannya dengan berbagai cara. Salah satu cara yang digunakan ialah dengan menggunakan bleching earth.
            Kadar air dapat mengakibatkan naiknya kadar asam lemak bebas Karena air pada CPO dapat menyebabkan terjadinya hidrolisa pada trigliserida dengan bantuan enzim lipase dalam CPO tersebut. Reaksi hidrolisa dapat menyebabkan kerusakan minyak atau lemak, hal ini terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemal, hal ini terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut, rekasi ini akan mengakibatkan ketengikan pada minyak.
            Industri pangan maupun non pangan selalu menghendaki minyak kelapa sawit dalam mutu yang terbaik. Sebagai cara untuk memperoleh standard mutu diperlukan suatu analisa terhadap minyak. Analisa pengujian minyak yang dimaksud meliputi : warna atau lovibond , kadar asam lemak bebas (%FFA), bilangan iodine, kadar monogliserida, bilangan peroksida, titik asap (smoke point), kadar logam, kadar air, kadar kotoran, dan moisture. Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil) sesuai dengan SNI 01-2901-2006 dapat dilihat pada Tabel 2.4 Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah.

Tabel 2.4   Syarat Mutu Minyak Kelapa Sawit Mentah 
No
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan Mutu
1
Warna
-
Jingga kemerah-merahan
2
Kadar air dan kotoran
% fraksi massa
0,5 maks
3
Asam lemak bebas (sebagai asam palmitat)
% fraksi massa
0,5 maks
4
Bilangan Yodium
G Yodium / 100 g
50 -55


Saat ini Indonesia merupakan penghasil minyak sawit (CPO) terbesar di dunia. Indonesia memiliki peluang pengembangan produksi CPO cukup besar karena ketersediaan lahan yang masih tinggi. Dari total CPO yang diproduksi, jumlah konsumsi CPO di dalam negeri kira-kira 30%, sementara sisanya diekspor. Dari Gambar 2.1 dapat dilihat Produksi Palm Oil di Indonesia. Saat ini pangsa produksi Indonesia 44 %. Produksi CPO di Indonesia tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar