Minyak nabati sebagai
sumber utama biodiesel dapat dipenuhi
oleh berbagai macam jenis tumbuhan tergantung pada sumber daya utama yang banyak
terdapat di suatu tempat / negara. Indonesia mempunyai banyak sumber daya bahan
baku diesel. Sumber nabati potential bahan baku biodiesel di Indonesia dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Sumber Nabati Potential Sebagai Bahan Baku Biodiesel
Nama
lokal
|
Nama
Latin
|
Sumber
minyak
|
Jarak
Pagar
|
Jatropa
Curcas
|
Inti
Biji
|
Jarak
Kaliki
|
Riccinus
Communis
|
Biji
|
Kacang
Suuk
|
Arachis
Hypogea
|
Biji
|
Kapok/
randu
|
Ceiba
Pantandra
|
Biji
|
Karet
|
Hevea
Brasiliensis
|
Biji
|
Kecipir
|
Psophocarpus
Tetrag
|
Biji
|
Kelapa
|
Cocos
Nucifera
|
Inti
Biji
|
Kelor
|
Moringan
Oleifera
|
Biji
|
Kemiri
|
Aleurites
Moluccana
|
Inti
Biji
|
Kusambi
|
Sleichera
Trijuga
|
Sabut
|
Nimba
|
Azadiruchta
Indica
|
Inti
Biji
|
Saga
Utan
|
Adenanthera
Pavonina
|
Inti
Biji
|
Sawit
|
Elaeis
Guineensis
|
Sabut
dan Biji
|
Nyamplung
|
Callophyllum
Lanceatum
|
Inti
Biji
|
Randu
Alas
|
Bombax
Malabaricum
|
Biji
|
Sirsak
|
Annona
Muricata
|
Inti
Biji
|
Srikaya
|
Annona
Squosa
|
Biji
|
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Guineensis) dapat menghasilkan
dua jenis minyak yakni : minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil /CPO) yang diekstraksi dari mesokrap buah kelapa
sawit dan minyak inti sawit (Palm Kernel
Oil / PKO) diekstraksi dari biji atau inti kelapa sawit. CPO dapat diubah
menjadi beberapa bentuk yaitu diantaranya RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil), Stearin dan Olein. Stearin adalah fraksi CPO yang
berwujud padat pada suhu kamar dan Oelin
adalah fraksi CPO berwujud cair pada suhu kamar.
Minyak kelapa sawit ini diperoleh
dari mesokrap buah kelapa sawit melalui ekstraksi dan mengandung sedikit air
serta serat halus yang berwarna kuning sampai merah dan berbentuk semi solid
pada suhu ruang yang disebabkan oleh kandungan asam lemak jenuh yang tinggi.
Dengan adanya air dan serat halus tersebut menyebabkan minyak kelapa sawit
mentah (CPO) tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan pangan maupun non
pangan.
Minyak kelapa sawit atau CPO tersusun atas lemak dan minyak
alam yang terdiri atas trigleserida,
digleserida, dan monogleserida,
asam lemak bebas, moisture, pengotor,
dan komponen-komponen minor bukan minyak/lemak yang secara umum disusun oleh
senyawa yang tidak dapat tersabunkan. Asam-asam lemak
penyusun minyak / lemak terbagi atas asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) dan asam lemak tak jenuh (Unsaturated Fatty Acid/ UFA) yang
terdiri atas mono-unsaturated fatty acid
(MUFA) dan poly-unsaturated fatty acid(PUFA).
Asam lemak jenud (saturated fat)
tidak mengandung ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh (unsaturated fat) mengandung ikatan rangkap. Secara umum, asam
lemak jenuh penyusun lemak berasal dari sumber hewani, dan asam lemak tak jenuh
penyusun minyak berasal dari sumber nabati. Asam lemak yang paling dominan pada
minyak kelapa sawit adalah asam palmitat (C16:0 asam lemak jenuh) dan asam
oleat (C18:1 asam lemak tak jenuh). Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit
atau CPO dapat dilihat pada Table 2.2.
Tabel
2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Atau CPO
No
|
Asam
Lemak
|
Persen
Komposisi
|
Berat
Molekul
|
Rumus
Kimia
|
1
|
Asam
Laurat
|
0,0
- 0,4
|
200,32388
|
C12H24O2
|
2
|
Asam
Miristat
|
0,6
– 1,7
|
228,37806
|
C14H28O2
|
3
|
Asam
Palmitat
|
41,1
– 47,0
|
256,43224
|
C16H32O2
|
4
|
Asam
Stearat
|
3,7
– 5,6
|
284,48642
|
C18H36O2
|
5
|
Asam
Oleat
|
38,2
– 43,6
|
282,47048
|
C18H34O2
|
6
|
Asam
Linoleat
|
6,6
– 11,9
|
280,45454
|
C18H32O2
|
7
|
Asam
Linolenat
|
0.0
– 0.6
|
280,45454
|
C18H30O2
|
Disamping komponen
utama penyusun minyak kelapa sawit berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh (stearin dan olein), juga terdapat komponen minor yang terdapat pada minyak
kelapa sawit dalam jumlah kecil. Minyak kelapa sawit mengandung sekitar 1 %
komponen minor diantaranya : karoten, vitamin E (tokoferol dan tokotrienol),
sterol, posfolipid, glikolipid, terpen
dan hidrokarbon alifatik.
Tabel 2.3 Komponen Minor Dari
Minyak Kelapa Sawit
No
|
Komponen
|
Kadar (ppm)
|
1
|
Karetenoid
|
500 – 700
|
2
|
Tokoperol dan Tokotrienol
|
600 – 1000
|
3
|
Sterol
|
326 – 527
|
4
|
Phospolipid
|
5 – 130
|
5
|
Triterpen Alkohol
|
40 – 80
|
6
|
Metil Sterol
|
40 – 80
|
7
|
Squalen
|
200 – 500
|
8
|
Alkohol Alifatik
|
100 – 200
|
9
|
Hidrokarbon Alifatik
|
50
|
Minyak sawit merupakan sumber karotenoid alami yang paling besar.
Kadar karetenoid dalam minyak sawit
yang belum dimurnikan berkisar 500 – 700 ppm dan lebih dari 80 % nya adalah α
dan β-karoten. Bila tidak
terdegradasi, beberapa jenis karotenoid
diketahui mempunyai aktivitas pro-vitamin
A. Dilihat dari besarnya aktivitas pro-vitamin
A, kadar karotenoid minyak sawit
mempunyai aktivitas 10 kali lebih besar dibandingkan dengan tomat. Selian itu
studi epidemologi metakhir menentukan adanya hubungan antara konsumsi pangan
kaya karotenoid dengan penurunan terjadinya kanker.
Seiring cukup berperannya minyak
kelapa sawit dalam perdagangan dunia, baik industry pangan maupun nonpangan,
maka standard mutu dalam perdagangan minyak kelapa sawit perlu dipertimbangkan.
Dalam hal ini minyak kelapa sawit harus benar-benar murni dan tidak tercampur
dengan minyak nabati lain.
Mutu
minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang 0,1 % dan kotoran
lebih kecil dari 0,01 %, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang
lebih 2 %), bilangan peroksida dibawah 2, bebas dari warna merah dan kuning
(harus berwarna pucat) tidak berwarna hijau, jernih dan kandungan logam berat serendah
mungkin atau bebas dari ion logam.
Mutu
minyak sawit juga dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya, karena jika kadar
asam lemak bebasnya tinggi maka akan timbul bau tengik disamping juga dapat
merusak peralatan karena mengakibatkan timbulnya korosi. Faktor-faktor yang
dapat menyebabkan naiknya kadar asam lemak bebas dalam CPO antara lain adalah :
·
kadar air dalam CPO
·
enzim yang berfungsi sebagai katalis
dalam CPO tersebut
Warna minyak kelapa sawit sangat
dipengaruhi oleh kandungan karoten dalam minyak tersebut. Oleh karena itu para
produsen berusaha untuk menghilangkannya dengan berbagai cara. Salah satu cara
yang digunakan ialah dengan menggunakan bleching
earth.
Kadar
air dapat mengakibatkan naiknya kadar asam lemak bebas Karena air pada CPO dapat
menyebabkan terjadinya hidrolisa pada trigliserida dengan bantuan enzim lipase
dalam CPO tersebut. Reaksi hidrolisa dapat menyebabkan kerusakan minyak atau
lemak, hal ini terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemal,
hal ini terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak
tersebut, rekasi ini akan mengakibatkan ketengikan pada minyak.
Industri
pangan maupun non pangan selalu menghendaki minyak kelapa sawit dalam mutu yang
terbaik. Sebagai cara untuk memperoleh standard mutu diperlukan suatu analisa
terhadap minyak. Analisa pengujian minyak yang dimaksud meliputi : warna atau lovibond , kadar asam lemak bebas
(%FFA), bilangan iodine, kadar monogliserida, bilangan peroksida, titik
asap (smoke point), kadar logam,
kadar air, kadar kotoran, dan moisture.
Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah (Crude
Palm Oil) sesuai dengan SNI 01-2901-2006 dapat dilihat pada Tabel 2.4
Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah.
Tabel 2.4 Syarat Mutu Minyak Kelapa Sawit Mentah
No
|
Kriteria Uji
|
Satuan
|
Persyaratan Mutu
|
1
|
Warna
|
-
|
Jingga kemerah-merahan
|
2
|
Kadar air dan kotoran
|
% fraksi massa
|
0,5 maks
|
3
|
Asam lemak bebas (sebagai asam
palmitat)
|
% fraksi massa
|
0,5 maks
|
4
|
Bilangan Yodium
|
G Yodium / 100 g
|
50 -55
|
Saat
ini Indonesia merupakan penghasil minyak sawit (CPO) terbesar di dunia.
Indonesia memiliki peluang pengembangan produksi CPO cukup besar karena
ketersediaan lahan yang masih tinggi. Dari total CPO yang diproduksi, jumlah
konsumsi CPO di dalam negeri kira-kira 30%, sementara sisanya diekspor. Dari
Gambar 2.1 dapat dilihat Produksi Palm Oil di Indonesia. Saat ini pangsa
produksi Indonesia 44 %. Produksi CPO di Indonesia tersebar di wilayah
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta Papua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar