Baja karbon adalah paduan besi baja
dengan elemen utama Fe dan C. Baja karbon memiliki kadar C hingga 1.2% dengan
Mn 0.30%-0.95%. Baja dengan kadar karbon sangat rendah memiliki kekuatan yang
relatif rendah tetapi memiliki keuletan yang relatif tinggi. Baja jenis ini
umumnya digunakan untuk proses pembentukan logam lembaran. Dengan meningkatnya
kadar karbon maka baja karbon menjadi semakin kuat tetapi berkurang
keuletannya. Beberapa jenis baja karbon, klasifikasi dan aplikasinya
berdasarkan AISI-SAE dapat dilihat pada Tabel 2.7. Umumnya baja karbon (Plain Carbon Steel) berdasarkan
prosentase karbonnya diklasifikasikan menjadi :
§ Baja
karbon rendah (Low Carbon Steel)
§ Baja
karbon menengah (Medium Carbon Steel)
§ Baja
Karbon Tinggi (High Carbon Steel)
Baja AISI-SAE 1020-1040, dengan kadar
karbon 0,4%-0,4%, diklasifikasikan sebagai baja karbon menengah. Baja jenis ini
digunakan secara luas sebagai bahan poros (shaft)
dan roda gigi (gear). Baja dengan
kadar karbon di atas 0,60% umumnya dikategorikan sebagai baja karbon tinggi. Aplikasi
dari baja karbon tinggi misalnya untuk pembuatan cetakan-cetakan logam (dies, punch, block), kawat-kawat baja
(kawat pegas, kawat musik, kawat kekuatan tinggi), dan alat-alat potong (cutter, shear blade).
Tabel 2.7 Beberapa
Jenis Baja Karbon Berdasarkan Klasifikasi AISI-SAE
Alloy AISI-SAE number
|
Chemical Composition
|
Condition
|
Tensile Strength
|
Yield Strength
|
Elongation,
|
Typical applications
|
||
wt %
|
ksi
|
MPa
|
ksi
|
MPa
|
%
|
|||
1010
|
0,10 C, 0,40 Mn
|
Hot rolled
|
40 - 60
|
276-414
|
26-45
|
179 -310
|
28-47
|
Sheet and strip for drawing; wire, rod, and nails
and screws;
|
Cold rolled
|
42 -58
|
290-400
|
23-38
|
159-262
|
30-45
|
|||
1020
|
0,20 C, 0,45 Mn
|
As rolled
|
65
|
448
|
48
|
331
|
36
|
Steel plate, and structural sections; shafts,
gears
|
Annealed
|
57
|
393
|
43
|
297
|
36
|
|||
1040
|
0,40 C, 0,45 Mn
|
As rolled
|
90
|
621
|
60
|
414
|
25
|
Shafts, high tensile tubing, gears
|
Annealed
|
75
|
517
|
51
|
352
|
30
|
|||
Tempered*
|
116
|
800
|
86
|
593
|
20
|
|||
1060
|
0,60 C, 0,65 Mn
|
As rolled
|
118
|
814
|
70
|
483
|
17
|
Spring wire, forging dies, roilroad wheels
|
Annealed
|
91
|
628
|
54
|
483
|
22
|
|||
Tempered*
|
160
|
110
|
113
|
780
|
13
|
|||
1080
|
0,80 C, 0,80 Mn
|
As rolled
|
140
|
967
|
85
|
586
|
12
|
Music wire, helical springs,forging die blocks
|
Annealed
|
89
|
614
|
54
|
373
|
25
|
|||
Tempered*
|
189
|
1304
|
142
|
980
|
12
|
|||
1095
|
0,95 C, 0,40 Mn
|
As rolled
|
140
|
966
|
83
|
573
|
9
|
Dies, punches, taps, milling cutters,shear blades,
high tensile wire
|
Annealed
|
95
|
655
|
55
|
379
|
13
|
|||
Tempered*
|
183
|
1263
|
118
|
814
|
10
|
*Quenched and tempered at 315oC
(600OF)
Gambar 2.13 Struktur
Mikro Baja Karbon Ultra Rendah Seluruhnya
Ferrite
Gambar 2.14 Pengaruh Karbon Terhadap Sifat
Mekanik Baja Dengan Karbon Sangat Rendah
Baja karbon rendah atau sangat rendah, seperti telah
dijelaskan sebelumnya, banyak digunakan untuk proses pembentukan logam
lembaran, misalnya untuk badan dan rangka kendaraan serta komponen-komponen
otomotif lainnya. Baja jenis ini dibuat dan diaplikasikan dengan
mengeksploitasi sifat-sifat ferrite.
Ferrite adalah salah satu fasa penting di dalam baja yang bersifat lunak
dan ulet. Baja karbon rendah umumnya memiliki kadar karbon di bawah komposisi eutectoid dan memiliki struktur mikro
hampir seluruhnya ferrite. Pada
lembaran baja kadar karbon sangat rendah atau ultra rendah, jumlah atom karbonnya
bahkan masih berada dalam batas kelarutannya pada larutan padat sehingga
struktur mikronya adalah ferrite
seluruhnya (Gambar 2.13). Hingga batas kelarutannya di dalam larutan padat ferrite, penambahan karbon berpengaruh
terhadap sifat-sifat mekanik lembaran (lihat Gambar 2.14).
Pada kadar karbon lebih tinggi akan mulai terbentuk
endapan cementite atau fase pearlite pada batas butirnya sebagaimana terlihat
pada Gambar 2.15 (a) dan Fase pada Fe-C terlihat pada Gambar 2.15 (b). Ferrite adalah fase larutan padat yang
memiliki struktur BCC (body centered cubic). Ferrite dalam keadaan setimbang dapat ditemukan pada
temperature ruang, yaitu alpha-ferrite (pada temperatur tinggi,
yaitu delta-ferrite). Pada
temperatur ruang, kelarutan karbon di dalam alpha-ferrite hanyalah sekitar
0,05%. Sedangkan pearlite ialah campuran eutectoid antara ferrite
dengan cementite yang terbentuk pada suhu 723 0C dengan
kandungan karbon 0,83 %. Cementite ialah suatu senyawa yang terdiri dari
unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (Fe3C) dengan struktur
kristalnya Orthohombik.
Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa sifat cementite atau carbide yang keras dan getas berperan
penting di dalam meningkatkan sifat-sifat mekanik baja. Salah satu parameter
penting yang menunjukkan hal tersebut, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya
adalah a mean ferrite path. A mean ferrite path menunjukkan jarak
antar cementite, baik pada pearlite maupun sphreodite. Jarak antar carbide
di dalam pearlite secara khusus
dikenal sebagai interlamellar spacing
atau spasi antar lamel atau lembaran.
Annealed low carbon with cementite Pearlite in low carbon
(a)
(b)
Gambar 2.15 (a) Struktur
Mikro Baja Karbon Rendah (b) Diagram
fase Fe-C
Selain kadar karbon, sifat-sifat mekanik
baja karbon rendah dengan fase tunggal ferrite
(ferritic low carbon steel)
ditentukan pula oleh dimensi atau ukuran butir-butir ferrite. Secara umum diketahui bahwa baja dengan ukuran butir lebih
kecil akan memiliki kekuatan yang lebih tinggi pada suhu kamar. Hubungan
tersebut secara kuantitatif dikenal sebagai Persamaan Hall-Petch. Gambar 2.17 menunjukkan hubungan antara akar
kuadrat diameter butir pada baja karbon rendah dengan fase ferrite.
(a)
(b)
Gambar 2.16 (a) Pengaruh
Mean Ferrite Path terhadap Tegangan
Luluh
(b) Diagram Fase Cu-Fe
Tabel 2.8 Fase Cu-Fe
L.J.Swartzendruber,1992
Phase
|
Composition
|
Pearson
|
Space
|
wt % Cu
|
symbol
|
group
|
|
(δFe)
|
0 to 7.6
|
cl2
|
Im3m
|
(γFe)
|
0 to 13
|
cF4
|
Fm3m
|
(αFe)
|
0 to 2.2
|
cl2
|
Im3m
|
(Cu)
|
95.9 to 100
|
cF4
|
Fm3m
|
Persamaan Hall-Petch ini sangat penting dalam menjelaskan hubungan antara struktur
mikro dan sifat-sifat baja. Hubungan ini dimanfaatkan di dalam pemrosesan baja,
yaitu dengan mengatur atau mengendalikan ukuran butir untuk meningkatkan kekuatan
baja. Penguatan baja dengan cara ini dilakukan melalui proses thermomekanika (thermomechanical process), proses
perlakuan panas (heat treatment), dan
pemberian paduan mikro (micro alloying).
Gambar 2.17 Pengaruh
Ukuran Butir Terhadap Tegangan Luluh
Untuk aplikasi proses pembentukan logam
lembaran, sifat-sifat ferrite yang
ulet sangat penting. Diketahui bahwa keuletan adalah salah satu sifat intrinsik
yang penting. Namun, di samping % elongasi maksimum yang menggambarkan keuletan
baja karbon, terdapat parameter penting lain yang lebih menggambarkan
karakteristik mampu bentuk logam lembaran adalah nilai n (koefisien pengerasan
regangan) dan nilai r (rasio regangan plastis). Nilai n secara umum
menggambarkan kemampuan lembaran baja untuk mendistribusikan regangan secara
merata. Pada pengujian tarik dapat dilihat dari besarnya regangan uniform yang mampu dicapai oleh logam.
Nilai r secara umum menggambarkan ketahanan logam lembaran terhadap penipisan.
Dalam hal ini, terhadap hubungan yang cukup kuat antara nilai r dan LDR atau
batas rasio penarikan logam lembaran. Nilai r terutama berhubungan dengan
tekstur kristalografi pada baja, yaitu adanya orientasi kristal yang lebih
disukai (preferred orientation). Di
samping itu, dilaporkan pula terdapat hubungan antara Lankford Value atau nilai
r dengan ukuran besar butir.
Terimakasih atas informasinya.
BalasHapusjangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
https://bit.ly/38P1KV