Senin, 01 September 2014

Baja Karbon

Baja karbon adalah paduan besi baja dengan elemen utama Fe dan C. Baja karbon memiliki kadar C hingga 1.2% dengan Mn 0.30%-0.95%. Baja dengan kadar karbon sangat rendah memiliki kekuatan yang relatif rendah tetapi memiliki keuletan yang relatif tinggi. Baja jenis ini umumnya digunakan untuk proses pembentukan logam lembaran. Dengan meningkatnya kadar karbon maka baja karbon menjadi semakin kuat tetapi berkurang keuletannya. Beberapa jenis baja karbon, klasifikasi dan aplikasinya berdasarkan AISI-SAE dapat dilihat pada Tabel 2.7. Umumnya baja karbon (Plain Carbon Steel) berdasarkan prosentase karbonnya diklasifikasikan menjadi :
§     Baja karbon rendah (Low Carbon Steel)
§     Baja karbon menengah (Medium Carbon Steel)
§     Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)
Baja AISI-SAE 1020-1040, dengan kadar karbon 0,4%-0,4%, diklasifikasikan sebagai baja karbon menengah. Baja jenis ini digunakan secara luas sebagai bahan poros (shaft) dan roda gigi (gear). Baja dengan kadar karbon di atas 0,60% umumnya dikategorikan sebagai baja karbon tinggi. Aplikasi dari baja karbon tinggi misalnya untuk pembuatan cetakan-cetakan logam (dies, punch, block), kawat-kawat baja (kawat pegas, kawat musik, kawat kekuatan tinggi), dan alat-alat potong (cutter, shear blade).


Tabel 2.7 Beberapa Jenis Baja Karbon Berdasarkan Klasifikasi AISI-SAE
Alloy AISI-SAE number
Chemical Composition
Condition
Tensile Strength
Yield Strength
Elongation,
Typical applications
wt %
ksi
MPa
ksi
MPa
%
1010
0,10 C, 0,40 Mn
Hot rolled
40 - 60
276-414
26-45
179 -310
28-47
Sheet and strip for drawing; wire, rod, and nails and screws;
Cold rolled
42 -58
290-400
23-38
159-262
30-45
1020
0,20 C, 0,45 Mn
As rolled
65
448
48
331
36
Steel plate, and structural sections; shafts, gears
Annealed
57
393
43
297
36
1040
0,40 C, 0,45 Mn
As rolled
90
621
60
414
25
Shafts, high tensile tubing, gears
Annealed
75
517
51
352
30
Tempered*
116
800
86
593
20
1060
0,60 C, 0,65 Mn
As rolled
118
814
70
483
17
Spring wire, forging dies, roilroad wheels
Annealed
91
628
54
483
22
Tempered*
160
110
113
780
13
1080
0,80 C, 0,80 Mn
As rolled
140
967
85
586
12
Music wire, helical springs,forging die blocks
Annealed
89
614
54
373
25
Tempered*
189
1304
142
980
12
1095
0,95 C, 0,40 Mn
As rolled
140
966
83
573
9
Dies, punches, taps, milling cutters,shear blades, high tensile wire
Annealed
95
655
55
379
13
Tempered*
183
1263
118
814
10
*Quenched and tempered at 315oC (600OF)



Gambar 2.13 Struktur Mikro Baja Karbon Ultra Rendah Seluruhnya Ferrite


Gambar 2.14 Pengaruh Karbon Terhadap Sifat Mekanik Baja Dengan Karbon Sangat Rendah
Baja karbon rendah atau sangat rendah, seperti telah dijelaskan sebelumnya, banyak digunakan untuk proses pembentukan logam lembaran, misalnya untuk badan dan rangka kendaraan serta komponen-komponen otomotif lainnya. Baja jenis ini dibuat dan diaplikasikan dengan mengeksploitasi sifat-sifat ferrite. Ferrite adalah salah satu fasa penting di dalam baja yang bersifat lunak dan ulet. Baja karbon rendah umumnya memiliki kadar karbon di bawah komposisi eutectoid dan memiliki struktur mikro hampir seluruhnya ferrite. Pada lembaran baja kadar karbon sangat rendah atau ultra rendah, jumlah atom karbonnya bahkan masih berada dalam batas kelarutannya pada larutan padat sehingga struktur mikronya adalah ferrite seluruhnya (Gambar 2.13). Hingga batas kelarutannya di dalam larutan padat ferrite, penambahan karbon berpengaruh terhadap sifat-sifat mekanik lembaran (lihat Gambar 2.14).
Pada kadar karbon lebih tinggi akan mulai terbentuk endapan cementite atau fase pearlite pada batas butirnya sebagaimana terlihat pada Gambar 2.15 (a) dan Fase pada Fe-C terlihat pada Gambar 2.15 (b). Ferrite adalah fase larutan padat yang memiliki struktur BCC (body centered cubic). Ferrite dalam keadaan setimbang dapat ditemukan pada temperature  ruang, yaitu alpha-ferrite (pada temperatur tinggi, yaitu delta-ferrite). Pada temperatur ruang, kelarutan karbon di dalam alpha-ferrite hanyalah sekitar 0,05%. Sedangkan pearlite ialah campuran eutectoid antara ferrite dengan cementite yang terbentuk pada suhu 723 0C dengan kandungan karbon 0,83 %. Cementite ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (Fe3C) dengan struktur kristalnya Orthohombik.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa sifat cementite atau carbide yang keras dan getas berperan penting di dalam meningkatkan sifat-sifat mekanik baja. Salah satu parameter penting yang menunjukkan hal tersebut, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya adalah a mean ferrite path. A mean ferrite path menunjukkan jarak antar cementite, baik pada pearlite maupun sphreodite. Jarak antar carbide di dalam pearlite secara khusus dikenal sebagai interlamellar spacing atau spasi antar lamel atau lembaran.

  
 
                         Annealed low carbon with cementite                         Pearlite in low carbon
(a)

                                                                (b)                        
Gambar 2.15 (a) Struktur Mikro Baja Karbon Rendah (b) Diagram fase Fe-C
Selain kadar karbon, sifat-sifat mekanik baja karbon rendah dengan fase tunggal ferrite (ferritic low carbon steel) ditentukan pula oleh dimensi atau ukuran butir-butir ferrite. Secara umum diketahui bahwa baja dengan ukuran butir lebih kecil akan memiliki kekuatan yang lebih tinggi pada suhu kamar. Hubungan tersebut secara kuantitatif dikenal sebagai Persamaan Hall-Petch. Gambar 2.17 menunjukkan hubungan antara akar kuadrat diameter butir pada baja karbon rendah dengan fase ferrite.


(a)


(b)
Gambar 2.16 (a) Pengaruh Mean Ferrite Path terhadap Tegangan Luluh
(b) Diagram Fase Cu-Fe

Tabel 2.8 Fase Cu-Fe

                                                                                                       L.J.Swartzendruber,1992   
Phase
Composition
Pearson
Space
wt % Cu
symbol
            group
(δFe)
0 to 7.6
cl2
Im3m
(γFe)
0 to 13
cF4
Fm3m
(αFe)
0 to 2.2
cl2
Im3m
(Cu)
95.9 to 100
cF4
Fm3m


……………………………………………..……………(2.1)
Persamaan Hall-Petch ini sangat penting dalam menjelaskan hubungan antara struktur mikro dan sifat-sifat baja. Hubungan ini dimanfaatkan di dalam pemrosesan baja, yaitu dengan mengatur atau mengendalikan ukuran butir untuk meningkatkan kekuatan baja. Penguatan baja dengan cara ini dilakukan melalui proses thermomekanika (thermomechanical process), proses perlakuan panas (heat treatment), dan pemberian paduan mikro (micro alloying).



Gambar 2.17 Pengaruh Ukuran Butir Terhadap Tegangan Luluh


Untuk aplikasi proses pembentukan logam lembaran, sifat-sifat ferrite yang ulet sangat penting. Diketahui bahwa keuletan adalah salah satu sifat intrinsik yang penting. Namun, di samping % elongasi maksimum yang menggambarkan keuletan baja karbon, terdapat parameter penting lain yang lebih menggambarkan karakteristik mampu bentuk logam lembaran adalah nilai n (koefisien pengerasan regangan) dan nilai r (rasio regangan plastis). Nilai n secara umum menggambarkan kemampuan lembaran baja untuk mendistribusikan regangan secara merata. Pada pengujian tarik dapat dilihat dari besarnya regangan uniform yang mampu dicapai oleh logam. Nilai r secara umum menggambarkan ketahanan logam lembaran terhadap penipisan. Dalam hal ini, terhadap hubungan yang cukup kuat antara nilai r dan LDR atau batas rasio penarikan logam lembaran. Nilai r terutama berhubungan dengan tekstur kristalografi pada baja, yaitu adanya orientasi kristal yang lebih disukai (preferred orientation). Di samping itu, dilaporkan pula terdapat hubungan antara Lankford Value atau nilai r dengan ukuran besar butir.

1 komentar:

  1. Terimakasih atas informasinya.
    jangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
    Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
    https://bit.ly/38P1KV

    BalasHapus